Jumat, 03 Desember 2010

Wafatnya Bobby Fischer

21 Januari 2008

Bobby Fischer, mantan juara dunia yang menumbangkan juara dunia catur asal Rusia Boris Spassky dalam pertarungan klasik di Era Perang Dingin, wafat pekan lalu.

Anak ajaib yang sempat disebut sebagai Mozart catur ini, merupakan salah satu pemain terbesar dalam sejarah. Walau demikian prasangka anti-Semit membuat ia tenggelam beberapa tahun terakhir.

Fischer (64) mengalami gagal ginjal pada hari Kamis (19/1/2008) waktu setempat. Ia meninggal di rumahnya di Reykjavik, Islandia, tempat ia menghabiskan waktu selama 15 tahun terakhir.

Joseph Virovatz (85), adalah kawan akrab Bobby Fischer sejak tahun 1960-an. Joseph adalah salah satu korban pembantaian Yahudi oleh Hitler (holocaust) yang selamat. Dan ia masih mengingat, pada suatu hari di tahun 1961 ketika ia, Fischer dan Pal Benko, berkumpul di apartemen Benko.

“Hari itu sangat indah, matahari bersinar cerah di luar sana, namun Booby memilih duduk di tempat teduh seraya melontarkan pandangan ke arah Barat. Ia memang menyukai Barat, “ kenang Vitovatz saat ditemui The New York Times di toko caturnya, Village Chess Shop. Di tempat Virovatz masih berlatih catur cepat.

“Ia selalu ingin menjadi juara dunia catur, namun gagal,” tuturnya.

Tiga sahabat karib itu biasa menghabiskan petang bersama-sama. Sering kali, mereka makan di restoran Hungaria di pinggir jalan Second Avenue, Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Salah satu tempat yang kerap mereka kunjungi lainnya adalah Restoran Tip Top.

Saat makan bersama, Fischer tak hanya bicara soal catur, tapi juga hal lainnya. Misalnya buku yang baru ia baca dari koleksi komiknya, yang salah satunya adalah edisi pertama komik Superman.

Selain menghabiskan waktu dengan teman-temannya, Fischer juga kerap menghabiskan waktunya di Perpustakaan Umum New York. “Dia bisa menghabiskan waktu 12-14 jam untuk mempelajari permainan master-master tua catur pada periode 1850-an,” kata Virovatz.

Meski lahir di Chicago, Fischer belajar di Brooklyn dan menjadi seorang bintang di Manhattan. Ia biasa bermain di Washington Square Park dan Klub Catur Manhattan. Fischer pun menjadi anggota termuda klub catur itu ketika bergabung pertama kali pada usia 12 tahun di bulan Juni 1955. Klub itu tetap eksis di Manhattan sebelum akhirnya ditutup tahun 2002.

Di klub catur itu pula Fischer memulai debutnya dengan mengalahkan 12 pecatur senior yang melawannya secara bersamaan di klub itu.

Empat tahun kemudian Fischer masuk ke dalam sebuah kelompok yang menantang seorang master catur di sebuah pertandingan yang digelar di Perpustakaan Umum Brooklyn, Plaza Grand Army.

Setelah dikalahkan master itu dalam tempo kurang dari 15 menit, Fischer menangis tersedu-sedu. Tapi ia mendapat selamat dari Carmine Nigro, Ketua Klub Catur dan Pecatur Brooklyn.

Nigro pula menjadi kelak menjadi pelatih Fischer. Dengan bantuan Nigro, Fischer bisa menonton pertandingan antara pecatur Uni Sovyet dan Amerika Serikat yang digelar di Hotel Roosevelt Manhattan pada bulan Juni 1954.

Pada saat yang sama, ibu Fischer makin prihatin melihat obsesi anaknya pada catur. Ia malah pernah membawa anaknya menemui psikiater di Rumah sakit Brooklyn Jewish, dan sang dokter menyatakan rohani Fischer tak kurang satu apa.

Fischer lalu sekolah di SMA Hall Flatbush Avenue, yang kemudian membuat dia berkawan dengan Barbera Streisand. Tapi Fischer tak menyelesaikan pendidikan SMA-nya karena seluruh perhatiannya tertuju pada catur.

Selebihnya adalah sejarah. Dan kemarin, maestro catur itu telah berpulang….

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar