25 Januari 2008
Olahraga catur lebih dari sebuah permainan adu strategi ketimbang sekedar rekreasi dan kompetisi, kata Wolfe Jantz, pendiri Klub Catur di Lembah Antelope.
“Ada banyak hal yang anda bisa pelajari mengenai kehidupan –kapan anda bergerak agresif dan kapan tidak, kapan anda mengambil resiko dan kapan anda harus memberi,” kata Jantz, seorang insinyur untuk Dinas Pemadam Kebakaran Los Angeles.
“Terkadang anda merasa begitu kuat sehingga sadar bahwa untuk mewujudkan kemenangan terkadang anda harus mundur terlebih dahulu,” tambahnya.
Pria berusia 44 tahun ini sudah bermain catur sejak usia muda. “Abang dan saya sering bermain catur saat kami tumbuh bersama. Saya sungguh mengemari permainan itu.”
“Saya menyukai strategi. Lewat catur, saya belajar untuk melihat beberapa langkah ke depan dan secara strategis untuk mendapatkan keputusan paling baik,” kata Jantz.“Ini juga mengajarkan anda untuk tetap bersikap rendah hati. Sebab selalu ada pemain yang lebih hebat dari anda,” paparnya.
Ia mendirikan klub catur tahun 2006 saat ia cuti panjang akibat punggungnya cedera parah saat bekerja sebagai pemadam kebakaran. “Saat itu saya mulai terbiasa bermain catur secara online,” kata Jantz. Ia juga sering bermain catur di Starbucks.
“Saya rasa, amat menyenangkan jika menyaksikan orang-orang bertemu dan bermain catur di sebuah tempat. Jadi saya membangun sebuah tempat untuk itu di Starbucks. Saya kemudian memasang iklan dan mulai menelpon orang-orang,” lanjutnya.
Dengan cara itu, klub catur yang dirintisnya mulai ramai. Dari mulut ke mulut tempat itu menjadi ajang bagi komunitas catur berkumpul.
Setiap hari Rabu sejak pukul 18.00 – 22.00 WIB para anggota bersua setelah menghabiskan waktu di tempat kerja masing-masing. Mereka berkumpul untuk bergaul dan mengakhiri hari dengan mencoba saling mengukir kemenangan dalam sebuah permainan yang mereka cintai.
Para pensiunan, pekerja profesional tingkat menengah dan anak-anak muda berbakat membawa papan catur masing-masing. Kemudian mereka saling menguji taktik dan strategi mereka dengan lawan masing-masing.
Vern Stiles, penduduk Lancaster yang kini berusia 71 tahun, menggemari permainan catur malam yang diadakan sekali seminggu itu. “Saya memperbolehkan permainan catur di kedai kopi saya sebelum saya menikah.”
Menurut Stiles, kegiatan itu amat bermanfaat baginya. Ia mengaku tak pernah merasa setenang itu, karena bisa berdekatan dengan para master catur ulung.
Klub catur itu memang terbuka bagi para master dan ahli strategi catur. Banyak anggota membawa papan karton yang bisa dilipat, serta membawa jam penunjuk waktu.
Menurut Stiles, ada tiga tahap klasik dalam permainan catur: pembukaan –tahap paling mencemaskan bagi pemain untuk menjebak lawan– tahap pengembangan dan tahap akhir.
“Di sini semua orang bisa mengembangkan gaya permainan individualnya,” kata Stiles, yang mengaku kini menyukai permainan liar dan penuh resiko. Terkadang ia menyebut gaya permainannya sebagai “catur yang buruk.”
Sebagian pemain lagi lebih menyukai permainan sabar –mereka mengalahkan lawannya, setahap demi setahap. Beberapa pemain lainnya lebih menyukai gaya penyelesaian secepatnya.
“Gaya kesukaaan saya adalah melakukan pengorbanan sebelum lawan sempat mengkonsolidasikan buah-buah caturnya,” ujarnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar