Jumat, 03 Desember 2010

Fischer Dalam Ingatan

22 Januari 2008

Saya pertama kali menang melawan Bobby Fischer saat menukar benteng saya dengan ratu miliknya. Ini membuat keunggulan saya atas dirinya dalam hitungan setengah detik.

Namun saya kalah. Dan saya tahu mengapa hal itu terjadi.

Sebab saya bertanding dengan seorang Bobby Fischer.


Peristiwa ini terjadi pada bulan Agustus 1971, saat Fischer tampil di turnamen catur cepat yang diadakan di Klub Catur Manhattan, Midtown.

Fischer berhadapan dengan 11 master catur setempat bermain dalam “permainan catur lima menit.” Masing-masing pemain harus menyelesaikan seluruh langkahnya dalam tempo tersebut.

Dalam pertandingan pertamanya Fischer menghadapi pemain termuda di turnamen itu, yaitu saya. Saya sudah mengenal namanya sejak delapan tahun lalu namun tak pernah bertarung dengannya.

Saya merasa terpesona. Beberapa bulan sebelumnya, Fischer mengalahkan pecatur tingkat dunia dengan angka telak: 6-0. Kemenangan itu tak pernah diperkirakan. Sebelumnya malah banyak orang pesimis Fischer mampu mengalahkan pecatur kuat tersebut.

Stelah itu semua orang menduga Fischer akan memenangkan juara catur dunia dalam tempo kurang dari satu tahun. Dan, ia kemudian memang meraihnya.

Dalam pertandingan kami, saya memegang buah putih. Setelah enam langkah, belasan orang yang menyaksikan pertandingan kami segera tahu saya menggunakan pembukaan kesukaan Fischer untuk melawan dia.

Jari-jari panjangnya dengan kuku yang terawat kemudian menghentikan manuver saya. Setelah 15 langkah, ia mulai mendapat keunggulan. Namun setelah langkah ke-25 ia harus meninjau ulang taktiknya. Dan saya berhasil mendapat ratu miliknya untuk saya tukar benteng.

Tapi akhir pertandingan masih amat kompleks dan saya baru menyadari: Laki-laki yang ada di meja seberang saya adalah seorang Bobby Fischer. Maka, tak ada lagi kejadian mengejutkan pada langkah-langkah berikutnya.

Saya hanya memiliki waktu sisa satu menit dan tak bisa bergerak leluasa lagi. Saat jarum jam di meja saya tinggal 10 detik, saya menyalami dan mengakui kemenangan taktisnya.

Ia mengalahkan saya lagi, kali ini dengan mudah, dalam pertandingan kedua kami. Ia kemudian memenangkan turnamen itu dan saya menempati urutan kedua. Tapi apa yang terjadi jika pada pertandingan pertama saya masih memiliki waktu satu atau dua menit lagi? Apakah saya benar-benar akan mengalahkan Bobby Fischer? (Andy Soltis, The New York Post)

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar